MRT
(MASS RAPID TRANSIT)
Apa
itu MRT?
MRT adalah singkatan
dari Mass Rapid Transit yang secara harafiah berarti angkutan yang dapat
mengangkut penumpang dalam jumlah besar secara cepat. Beberapa bentuk dari MRT
antara lain:
• Berdasarkan jenis
fisik : BRT (Bus Rapid Transit), Light Rail Transit (LRT) yaitu kereta api rel
listrik, yang dioperasikan menggunakan kereta (gerbong) pendek seperti monorel
dan Heavy Rail Transit yang memiliki kapasitas besar seperti kereta Jabodetabek
yang ada saat ini
• Berdasarkan Area
Pelayanan : Metro yaitu heavy rail transit dalam kota dan Commuter Rail yang
merupakan jenis MRT untuk mengangkut penumpang dari daerah pinggir kota ke
dalam kota dan mengantarkannya kembali ke daerah penyangga (sub-urban).
Jenis yang akan
dibangun oleh PT MRT Jakarta adalah MRT berbasis rel jenis Heavy Rail Transit.
Apa
manfaat MRT?
Manfaat langsung
dioperasikannya sistem MRT ini adalah mampu mengurangi kepadatan kendaraan di
jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang
menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal.
Selain itu, MRT juga memberikan kontribusi dalam
meningkatan kapasitas transportasi publik. Kapasitas angkut MRT (Lebak Bulus ke
Bundaran HI) diharapkan mencapai sekitar 412 ribu penumpang per hari (tahun
ketiga operasi dengan TOD dan TDM).
Pembangunan MRT Jakarta
juga diharapkan mampu memberi dampak positif lainnya bagi Jakarta dan warganya
antara lain:
• Penciptaan lapangan
kerja: selama periode konstruksi, proyek MRT Jakarta diharapkan dapat
menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru
• Penurunan waktu
tempuh & meningkatkan mobilitas: Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran
HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit, sedangkan
dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52.5 menit.
Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas warga Jakarta. Meningkatnya mobilitas warga kota ini
memberikan dampak kepada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan
meningkatkan kualitas hidup warga kota
• Dampak lingkungan :
0.7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan dikurangi
oleh MRT (Data Revised Implementation Program for Jakarta MRT System 2005)
• Transit - Urban
Integration yang menjadikan sistem MRT sebagai pendorong untuk merestorasi tata
ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung kepada
peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta
Apa
perbedan proyek MRT dengan proyek monorel?
Berbeda dengan proyek
monorel yang dikerjakan oleh pihak swasta (business to business), MRT Jakarta
adalah proyek yang dibiayai oleh pemerintah melalui pinjaman pinjaman luar
negeri Jepang/Japan International Cooperation Agency/JICA (Government to
Government). Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
menjamin ketersediaan dana dan kesinambungan operasional sistem MRT ini. Selain
itu MRT Jakarta juga memiliki jalur dan kualifikasi yang berbeda dibanding
monorel.
Bagai
mana cara mengatur jadwal keberangkatanya nanti?
Diproyeksikan jadwal
operasi MRT Jakarta dari jam 05.00 pagi sampai jam 24.00 malam. Waktu tunggu atau headway MRT Jakarta
nantinya adalah setiap 5 menit (pada tahun pertama operasi). Diharapkan
tahun-tahun berikutnya headway ini dapat dipersingkat menjadi setiap 4
atau 3 menit. Untuk penjadwalan operasi
ini akan ditulis dalam grafik perjalanan MRT Jakarta yang harus dipatuhi dan
MRT Jakarta akan menggunakan sistem kontrol terpadu yang mengatur ketepatan
jadwal operasi MRT Jakarta.
Infrastruktur
apa saja yg harus dipersiapkan untuk mendukung MRT?
MRT bukanlah solusi yang berdiri sendiri untuk
mengatasi kemacetan di Jakarta. Sejumlah instrumen diperlukan untuk mengurai
kepadatan lalu lintas
- Integrasi produk hukum dan kebijakan seperti: peningkatan disiplin lalu lintas, pembatasan volume kendaraan melalui kebijakan pembatasan intensitas penggunaan kendaraan pribadi seperti ERP (electronic road pricing) serta upaya-upaya teknik lalu lintas seperti implementasi intelligent traffic system, perbaikan manajemen lalu lintas, pembangunan fly over, under pass, dan lain-lain. Cara lainnya yakni dengan memberlakukan harga tiket MRT Jakarta yang terjangkau, atau penerapan berbagai kebijakan baik yang menggunakan instrument financial seperti peningkatan pajak kendaraan pribadi, dan bentuk-bentuk pricing (road pricing, fuel pricing, parking pricing), maupun yang tidak menggunakan instrument financial seperti kebijakan ganjil genap, “3 in 1”, dan sebagainya.
- Integrasi dengan moda transport lain : Untuk memudahkan calon penumpang MRT Jakarta sampai ke stasiun MRT Jakarta sekaligus menambah jumlah penumpang maka integrasi sistem MRT dengan sistem angkutan massal lainnya ataupun feeder seperti bus umum, TransJakarta, kereta Jabodetabek menjadi hal yang penting. Selain membangun jaringan baru untuk sistem MRT ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Pemerintah Pusat juga sedang mengembangkan konsep optimasi jalur kereta api lingkar (loopline) yang saat ini telah beroperasi sebagai bagian sistem kereta urban Jabodetabek. Dalam rencana tata ruang dan wilayah Pemprov DKI Jakarta, jalur loopline akan diintegrasikan dengan jaringan MRT. Optimasi loopline ini ditargetkan Pemprov DKI Jakarta dapat dituntaskan sebelum sistem MRT Jakarta tahap I dioperasikan.
- Penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat parkir (park and ride), jalur pejalan kaki, trotoar, dan taman yang memadai. Warga yang tinggal atau beraktivitas di sekitar jalur MRT dapat merasakan manfaat langsungnya. Warga yang tinggal agak jauh juga dapat meninggalkan kendaraan pribadi dan mengakses MRT dengan angkutan umum pendukung (feeder). Dengan demikian warga terutama pengguna kendaran pribadi bisa didorong beralih ke MRT dengan memudahkan akses untuk menuju dan meninggalkan stasiun.Selain itu stasiun MRT Jakarta akan dihubungkan dengan pusat-pusat aktivitas publik, baik perkantoran, komersial dan non-komersial. Koneksi yang nyaman antara stasiun MRT dengan pusat perbelanjaan atau perkantoran akan menjadi unsur kompetitif pembeda dengan usaha sejenis lainnya. Dengan laju manusia yang lebih baik, pusat perbelanjaan menjadi ramai dan perkantoran terjamin tingkat huniannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar